Sebener nya saya sudah lama ingin menceritakan ini, tapi terbentur dengan pekerjaan dan laptop saya rusak. ini aja nulis pake smartphone doang, dengan segala keterbatasan nya.
ketika itu salah satu keponakan saya (cewek) ada yang akan menikah. Malam sebelum hari H saya di panggil oleh tuan rumah, saya diminta untuk melakukan atraksi pencak silat keesokan hari nya pas rombongan pihak mempelai pria datang. mau ikutan adat betawi entah apa itu nama nya, kalo orang jawa bilang "Cegat Manten". "waduh suuiiii ra latian e..." umpat saya dalam hati. tapi ahirnya saya pun menyanggupinya, karena nggak enak kalo saya menolaknya. Saya ditujuk karena saya dan keponakaan saya ini satu organisasi dalam pencak silat. Setelah mengantongi izin dari pengurus atau ketua ranting setempat, saya segera mencari lawan main saya yang satu organisasi juga. Mas Sigit purnomo alias mas Purno yang ahirnya jadi lawan main saya (bukan purno yg di SidKom Tukang ojek pengkolan lo...)
Malam itu juga saya dan mas purno serta di bantu oleh sodara* seorganisasi segera menyusun koreografi dan berlatih. karena waktu yg mepet (udah jam 10 malem bro..), kami menyusun koreo yang simple* aja, tapi tetep make senjata belati (pisau) dan toya (tongkat).
saat kami sedang serius berlatih tiba* ada salah satu tengga kami datang lalu bertanya.
"latian opo iki?", "latian nari lek...!! ngerti latian silat kok takon... hehe" jawab ku ketus tapi sambil ketawa alias guyon. "giapleeeek.. yo roh aku rek nek latian silat..", "la kok takon ?", " yoo maksud ku kok latian nang kene to ! biasane gone pak marno". yang dimaksus pak marno adalah ketua ranting di daerah kami. "yo opo duso ? hahaha :-D, iki lo lek arep di nggo atraksi temu manten sesok", "oww koyo adat betawi ngono kae to ?", "lah sok tau sampeyan ki", "weduuuss... tapi cocok kowe cah loro. koyo pendekar tenanan", "laa opo yo lagi weruh to lek ?", "yoo tapi sing siji pendekar mata duitan, sijine pendekar mata keranjang". "GIAAAPLEEEEK...." Jawab mas purno reflek dan keras. wuakaka 😂 kami yang ada disitu tak sanggup menahan tawa, termasuk saya sendiri. wes ngunu kui wae lah..
0
Kamis, 17 November 2016
catatan,
Edian
Pendekar Mata Keranjang vs Pendekar Mata Duitan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar